Sikok Bagi Duo!!! Viral Pemuda Nikahi Dua Wanita Sekaligus di Muratara

Daerah Headline
MURATARA, MUREKS- Sikok bagi duo. Lyrik lagu dan nyanyian dengan bahasa lokal palembang ini sempat sempat viral beberapa waktu lalu entah seberanya apa maksudnya. Namun ternyata lyrik ini belakangab terbukti adaanya.
Beberapa hari belakangan viral di jagad maya khusunya media sosial video sorang pemuda menikahi dua perempuan sekaligus dan duduk bersanding di atas pelaminan.
Pernikahan poligami ini diketahui dilakukan oleh seorang pria bernama Epan Padli (25) warga Desa Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.
Kabar pernikahan tersebut semula menyebar luas dan membuat heboh dunia maya karena tidak lazim dan jarang terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Pernikahan ini melibatkan dua wanita, yaitu Halima Leti (24) dan Purnama Linda (24), dan berlangsung di kediaman mempelai pria di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan pada Sabtu (14/9/2024) pukul 08.00 WIB.
Kepala Desa Pauh, Aziz Zul, menjelaskan awal mula hubungan poligami ini terjadi bersama Epan. Dimana Epan menjalani hubungan dengan Halima semenjak SMA dan bahkan sudah dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.
Lalu kemudian ketika Epan merantau ke Kota Palembang, ia juga berhubungan dengan perempuan bernama Purnama. Karena cintanya juga tak terbendung lalu keduanya  akhirnya sepakat untuk melakukan poligami bersama Epan.
“Begitu ceritanya, Epan ini memang lebih dulu dijodohkan dengan Halima, namun di palembang Ia ketemu cinta sejatinya Purnama, sepakatlah mereka untuk menikah,” terang Kades.
Pernikahan poligami seperti ini di Indonesia memang bukanlah hal yang baru, tetapi masih menimbulkan kontroversi. Ada sebagian orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebudayaan yang menjunjung tinggi pernikahan poligami, tetapi adapula yang mengecamnya karena dianggap melanggar norma dan etika sosial yang berlaku.
Melalui kasus ini, muncul pertanyaan sejauh mana pernikahan poligami harus diterima dalam masyarakat. Apakah poligami hanya diperbolehkan atas dasar agama saja, atau harus mempertimbangkan dampak sosial yang dapat ditimbulkannya?
Tidak hanya itu, di era modern ini, hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah lebih fleksibel. Sebagian besar orang percaya bahwa hubungan itu sifatnya hanya berdua, tidak lebih. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang mempertahankan budaya dan tradisi yang menyebutkan bahwa poligami sama sekali tidak salah?
Satu hal yang pasti, dalam memutuskan melakukan poligami, seseorang harus mempertimbangkan sepenuhnya konsekuensi dan dampak yang mungkin dihasilkan dari keputusan tersebut.
“Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mempertimbangkan secara hati-hati segala aspek, baik yang terkait dengan nilai-nilai agama, budaya, dan aspek sosial,” kata tokoh perempuan Sumsel Husnaya
“Harus ada dialog dan perenungan bersama, sehingga pemahaman yang lebih baik dan lebih bijak dapat terbentuk dalam konteks poligami,” ujarnya
Saat ini, bioskop dan media telah memainkan peran penting dalam memengaruhi pandangan dan ideologi seseorang, “oleh karena itu, di masa depan, kita perlu mempertimbangkan untuk lebih banyak menyeimbangkan pandangan mengenai kebudayaan dan budaya yang lebih moderat dalam hal pernikahan dan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Kita semua harus berusaha untuk menjaga harmoni sosial dan membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri kita, keluarga dan masyarakat luas,”tukaanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *